.png)
Istanbul, 21 Juni 2025 – Dalam pidatonya di hadapan para pemimpin dunia Islam dalam pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan menyampaikan kecaman keras terhadap tindakan agresif Israel. Ia menyebut bahwa serangan Israel bukan hanya melanggar hukum internasional, tetapi juga membahayakan stabilitas kawasan dan seluruh dunia.
“Tindakan Iran dalam membela rakyatnya atas terorisme negara yang dilakukan Israel merupakan langkah yang sah dan legal dalam kerangka pembelaan diri,” ujar Erdoğan saat menyampaikan pidato langsung dari Istanbul.
Presiden Turki menegaskan bahwa serangan Israel yang terjadi pada 13 Juni lalu, dilakukan bersamaan dengan meningkatnya negosiasi mengenai program nuklir Iran. Hal ini, menurutnya, memperjelas bahwa Israel sedang berusaha merusak jalur diplomatik yang sedang dibangun.
Netanyahu Disebut Sebagai Penghambat Diplomasi
Presiden Erdoğan menyebut bahwa pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak ingin ada penyelesaian damai di kawasan, terlebih dengan negara Palestina yang merdeka dan terintegrasi secara geografis, termasuk Yerusalem Timur sebagai ibu kota.
“Alih-alih berdamai, Israel justru menyebarkan percikan konflik ke seluruh kawasan, mirip seperti api yang dinyalakan Hitler 90 tahun lalu dan membakar dunia dari Pasifik hingga Atlantik,” katanya.
Ia menggambarkan ambisi pemerintahan Netanyahu sebagai upaya untuk menyeret Timur Tengah ke dalam bencana yang lebih luas. Bahkan, Berdawan menyebut rencana tersebut sebagai bagian dari “rencana jahat” yang mengorbankan stabilitas dunia demi kepentingan satu pihak.
Seruan Tegas Terhadap Upaya Penghapusan Status Quo Al-Aqsa
Dalam pidatonya, Berdawan juga menyoroti upaya perubahan status historis Masjid Al-Aqsa dan Yerusalem yang menurutnya tidak bisa diterima oleh dunia Islam.
“Kami tidak akan tinggal diam menyaksikan rakyat Gaza dihukum dengan kelaparan, dan pemukim ilegal di Tepi Barat dibiarkan terus mengacau. Kami juga tidak akan menerima upaya menghapus sejarah Masjid Al-Aqsa,” ucapnya tegas.
Ia kemudian membandingkan klaim Israel tentang keamanan dengan kebijakan yang justru membahayakan keamanan tetangganya sendiri.
Penolakan Terhadap Ordo Baru di Timur Tengah
Turki, menurut Erdoğan, menolak skenario pembentukan ulang batas-batas wilayah di Timur Tengah dengan kekerasan, sebagaimana pernah terjadi dalam perjanjian Sykes-Picot yang dipaksakan oleh kekuatan kolonial masa lalu.
“Kami tidak akan menerima terbentuknya ordo Sykes-Picot baru di kawasan ini. Kami tidak akan diam melihat darah kembali mengalir demi menggambar ulang peta politik Timur Tengah,” ungkapnya.
Seruan Kepada Komunitas Internasional dan Negara-Negara Berpengaruh
Presiden Erdoğan juga menyerukan agar negara-negara yang memiliki pengaruh atas Israel, terutama dari Barat, tidak terjebak dalam narasi “beracun” Netanyahu yang dibalut dengan pujian.
“Tak seorang pun seharusnya tertipu oleh kata-kata Netanyahu yang tampaknya diplomatis, tetapi sesungguhnya memperburuk konflik. Wilayah kita tidak mampu menanggung perang baru,” tambahnya.
Ia menekankan bahwa yang dibutuhkan saat ini adalah akal sehat, kehati-hatian, dan pengendalian diri, bukan pembalasan berkelanjutan yang hanya memperbesar krisis.
Dukungan untuk Solusi Dua Negara dan Inisiatif Arab Saudi
Dalam kesempatan itu, Erdoğan menegaskan kembali komitmennya terhadap solusi dua negara dan menyambut baik inisiatif konferensi internasional yang digagas Arab Saudi untuk mendorong pengakuan atas negara Palestina.
Sayangnya, konferensi tersebut ditunda akibat eskalasi terbaru, namun Erdoğan berharap konferensi akan segera terlaksana dalam waktu dekat.
Pesan Persatuan Dunia Islam
Presiden Turki menutup pidatonya dengan mengingatkan bahwa dunia Islam, meski memiliki perbedaan, tetap memiliki takdir yang saling terkait.
“Nasib Istanbul tidak bisa dipisahkan dari nasib Damaskus, Baghdad, Kairo, Sana’a, dan Islamabad. Seperti halnya saudara kandung, kita mungkin berbeda pendapat, tapi kita punya tanggung jawab yang sama untuk berdiri bersama dalam menghadapi kezaliman,” pungkasnya.
Reporter: Redaksi Amsor TV
Editor: Tim Internasional
Tidak ada komentar
Posting Komentar