Mendiang Yahya Pencipta Lagu Keloas Asal Indramayu .
Yahya adalah seorang pencipta lagu asal Desa Waled Pranggong, Kecamatan Arahan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Ia dikenal luas sebagai penggubah lagu legendaris "Keloas" sebuah karya musik yang tidak hanya populer secara Nasional, tetapi juga telah menjadi bagian penting dalam budaya musik daerah Pantai Utara (Pantura) Jawa.
![]() |
Yahya, paling kiri (dalam lingkaran) duduk bersama keluarga besar di halaman rumah |
Lagu ini sangat terkenal di kalangan masyarakat Indramayu, Cirebon, dan Brebes, Bahkan sampai Nasional serta sering dibawakan dalam berbagai acara hajatan, pentas rakyat, hingga konser musik daerah. Meskipun informasi tentang kehidupan pribadi Yahya tidak banyak diketahui secara publik, kontribusinya dalam dunia musik tradisional patut diapresiasi.
Lagu "Keloas" adalah bukti nyata bahwa musik lokal dapat bertahan dan terus dicintai lintas generasi.
Profil dan Biodata Yahya
Keterangan | Informasi |
---|---|
Nama Lengkap | Yahya |
Asal Daerah | Desa Waled Pranggong, Kec. Arahan, Kab. Indramayu |
Istri | Erna |
Anak | Reza |
Ayah | Junadi |
Ibu | Waskinah |
Tanggal Lahir | Tidak diketahui |
Meninggal | Tahun 2018 |
Lagu "Keloas" diciptakan dalam bahasa Jawa dialek Indramayu, yang sering disebut sebagai bahasa Dermayu. Kata keloas sendiri memiliki arti lelah (Kelelahan) atau bisa juga bermakna kecewa berat atau sakit hati mendalam. Lagu ini menceritakan tentang rasa lelah dan sakit hati akibat pengkhianatan cinta.
Lirik-liriknya yang sederhana namun penuh makna, disusun dengan gaya bahasa lokal yang khas dan emosional, sehingga mudah diterima oleh masyarakat.
Secara musikal, lagu ini berada dalam genre tarling Dermayu – perpaduan antara alat musik gitar dan suling – yang merupakan ciri khas wilayah pesisir utara Jawa Barat. Musik tarling bukan hanya sekadar hiburan, melainkan juga media ekspresi masyarakat dalam menyampaikan kritik sosial, pengalaman hidup, maupun pesan-pesan moral.
Klarifikasi Budaya dan Bahasa
Masih banyak yang keliru menganggap bahwa lagu "Keloas" adalah lagu yang berasal dari Pasundan, makanya sering di sebut-sebut-sebut lagu Sunda. Hal ini mungkin disebabkan karena wilayah Indramayu berada dalam Provinsi Jawa Barat, yang secara umum identik dengan budaya Sunda. Padahal kenyataannya, bahasa dan budaya masyarakat Indramayu sangat berbeda.
Lagu "Keloas" sepenuhnya menggunakan bahasa Jawa dialek Dermayu, bukan bahasa Sunda. Bahasa ini juga digunakan di wilayah Cirebon dan Brebes, serta dikenal dengan ciri khas logat ngapak. Oleh karena itu, dapat ditegaskan bahwa "Keloas" adalah lagu asli Kabupaten Indramayu, bagian dari kebudayaan Jawa Pantura.
Kesalahpahaman ini perlu diluruskan agar identitas budaya lokal tetap terjaga. Musik tarling Dermayu adalah representasi dari masyarakat pesisir Jawa yang memiliki kekayaan budaya tersendiri.
Popularitas Lagu "Keloas"
Sejak pertama kali dipopulerkan oleh penyanyi lokal Tati Mutia, lagu "Keloas" langsung mendapat tempat di hati masyarakat. Tak lama kemudian, lagu ini dibawakan ulang oleh penyanyi-penyanyi lain seperti Dewi Kirana, Rena KDI, Ulfa Damayanti, Putri Kristya, dan Yollanda.
Popularitasnya tidak hanya berkembang di Indramayu, tetapi juga menyebar ke berbagai Wilayah Ibu kota bahkan di Jawa Tengah dan Jawa Timur pun turut Menggema menyayikan lagu Keloas ini
Di era digital, lagu "Keloas" makin dikenal luas melalui platform YouTube dan media sosial. Berbagai versi cover, remix, hingga versi koplo dari lagu ini telah ditonton jutaan kali. Hal ini menunjukkan bahwa lagu daerah seperti "Keloas" memiliki tempat tersendiri di tengah gempuran musik modern.
Dokumentasi dan Referensi Video
-
Dewi Kirana – Keloas Live Cirebon
https://www.youtube.com/watch?v=cf1hZOX8gjw -
Ulfa Damayanti (Rena KDI) – Keloas Cover
https://www.youtube.com/watch?v=SxT0jNwEpeE -
Yollanda & Putri Kristya – Keloas Duet
https://www.youtube.com/watch?v=5p8Td9YQu0o -
iNews Bandung Raya – Lirik dan Terjemahan Lagu Keloas
https://bandungraya.inews.id/read/373625/lirik-lagu-keloas
Musik Tarling sebagai Identitas Pantura
Musik tarling adalah salah satu bentuk kesenian tradisional yang berkembang di pesisir utara Jawa Barat, terutama di Indramayu dan Cirebon. Nama "tarling" berasal dari singkatan dua alat musik utama: gitar dan suling.
Gaya musik ini sering dikombinasikan dengan gamelan dan alat musik modern lainnya, menciptakan perpaduan unik antara tradisi dan inovasi.
Lagu-lagu tarling biasanya menceritakan tentang kehidupan masyarakat pesisir: kisah cinta, pengkhianatan, perjuangan hidup, bahkan kritik terhadap kondisi sosial. Oleh karena itu, tarling bukan hanya hiburan, tapi juga sarana komunikasi budaya.
Yahya, sebagai pencipta lagu "Keloas", telah memberikan kontribusi besar dalam mempertahankan eksistensi musik tarling di tengah arus globalisasi. Karya-karyanya menjadi simbol kekuatan lokalitas dalam dunia musik.
Warisan dan Pengaruh
Yahya Meninggal pada tahun 2018 , dan meninggalkan duka bagi para penggemar musik daerah, terutama para pelaku seni di Indramayu. Namun warisannya tetap hidup. Lagu "Keloas" terus dinyanyikan dan dinikmati, bahkan dipelajari oleh generasi muda.
Keberhasilan lagu ini juga menginspirasi pencipta lagu lokal lainnya untuk berani menampilkan karya dalam bahasa daerah. Hal ini membuktikan bahwa musik daerah tidak harus kalah dengan musik populer. Selama dikemas dengan baik, dan memiliki kekuatan emosional serta kedekatan budaya, maka ia akan tetap relevan.
Penutup
Yahya bukan sekadar nama, melainkan simbol dari semangat berkarya dan cinta terhadap budaya sendiri. Lagu "Keloas" adalah representasi dari perasaan, bahasa, dan kehidupan masyarakat Pantura. Melalui karya ini, Yahya telah mengangkat nama Indramayu sebagai pusat seni musik tarling yang otentik dan berkarakter.
Amsor TV bangga menghadirkan profil ini sebagai bentuk penghormatan kepada seniman daerah yang telah berjasa besar dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal.
Ditulis oleh: Amsor
Tidak ada komentar
Posting Komentar