Presiden Trump Pertimbangkan Serangan ke Iran
Donald Trump mengenakan topi 'Make America Great Again' dan pakaian kasual seusai berolahraga, berbicara kepada publik di Washington.
Presiden AS Donald Trump tampil kasual seusai berolahraga, saat menyampaikan komentar terkait kemungkinan keterlibatan militer Amerika Serikat terhadap Iran.

Washington, D.C. – Kamis, 19 Juni 2025 – Presiden Amerika Serikat Donald Trump dilaporkan telah menyetujui secara prinsip rencana untuk mendukung serangan militer Israel terhadap Iran. Meski demikian, keputusan akhir belum diumumkan secara resmi oleh Gedung Putih. Informasi ini berasal dari laporan mitra BBC di Amerika Serikat, CBS News, yang menyebutkan bahwa Trump masih menunggu sinyal dari Teheran terkait kemungkinan penghentian program nuklirnya.

Dalam laporan tersebut, koresponden CBS News Jared Hill menyampaikan bahwa keputusan presiden sangat bergantung pada apakah Iran bersedia menghentikan proses pengayaan uranium, yang oleh Washington dianggap sebagai jalur menuju pengembangan senjata nuklir.

“Presiden Trump mengatakan bahwa pejabat Iran ingin datang ke Gedung Putih untuk membicarakan isu ini, meskipun klaim tersebut langsung dibantah oleh pemerintah Iran. Mereka menegaskan bahwa tidak ada pembicaraan yang sedang berlangsung dan menolak tunduk pada tekanan internasional,” ujar Hill dalam laporan langsung dari Washington.

Masih menurut laporan CBS News, Trump tengah menunggu tambahan pengerahan aset militer Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah sebelum mengambil langkah final terkait aksi militer terhadap Iran.
Sebagaimana dikutip dari laporan CBS News yang dirilis oleh BBC pada Kamis (19/6), Gedung Putih belum memberikan konfirmasi resmi atas informasi tersebut.

Di sisi lain, sejumlah anggota parlemen AS dari Partai Republik maupun Demokrat mulai mendorong adanya legislasi untuk membatasi kewenangan eksekutif dalam melancarkan serangan militer tanpa persetujuan Kongres. Inisiatif ini mencerminkan perpecahan pandangan di Washington mengenai langkah terbaik dalam merespons Iran.

Perbedaan pendapat juga muncul di dalam pemerintahan. Mantan calon presiden dan anggota Kongres, Tulsi Gabbard, mengacu pada laporan Direktur Intelijen Nasional AS pada Maret lalu yang menyatakan bahwa Iran belum mencapai tahap kritis dalam pengembangan senjata nuklir. Namun, Presiden Trump secara terbuka menepis temuan tersebut dan tetap meyakini bahwa Iran berada di ambang kemampuan nuklir militer.

Sementara itu, Iran melalui Wakil Menteri Luar Negeri-nya menegaskan bahwa apabila Amerika Serikat secara aktif terlibat dalam agresi Israel, maka Teheran akan menggunakan seluruh kekuatannya untuk membalas dan mempertahankan kedaulatan negaranya.

Upaya Diplomatik Inggris dan Ketegangan Trans-Atlantik

Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy dijadwalkan bertemu dengan Menlu AS Marco Rubio di Washington hari ini dalam rangka meredakan ketegangan yang meningkat. Koresponden politik BBC, Joe Pike, melaporkan bahwa posisi resmi Inggris dalam konflik ini masih dinamis dan belum difinalisasi.

“Ketegangan dalam hubungan Inggris-AS mulai terasa, terutama setelah Inggris bersama Australia dan Kanada menjatuhkan sanksi terhadap dua pejabat Israel atas pernyataan kontroversial mereka terkait Gaza,” jelas Pike dalam laporannya dari Westminster.

Pike juga menyebut bahwa terdapat dua pertanyaan utama yang kini tengah dipertimbangkan oleh pemerintah Inggris: apakah AS akan meminta partisipasi militer langsung dari Inggris, dan jika ya, apakah keikutsertaan itu akan melibatkan penggunaan fasilitas strategis seperti pangkalan Diego Garcia di Samudra Hindia—yang dikenal sebagai titik peluncuran pesawat pengebom siluman B-2.

Di sisi lain, perdebatan hukum internal kembali mencuat. Jaksa Agung Inggris, Richard Hermer, menjadi sorotan publik lantaran perannya dalam memberikan penilaian hukum atas kemungkinan keterlibatan Inggris dalam konflik, mengingat luka sejarah nasional akibat invasi Irak dua dekade lalu.

Diplomasi Eropa: Pertemuan Kunci di Jenewa

Sementara tensi militer meningkat, upaya diplomatik terus berjalan. Para menteri luar negeri dari Inggris, Jerman, Prancis, dan Uni Eropa dijadwalkan menggelar pertemuan penting di Jenewa pada Jumat mendatang, bersama Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian. Pertemuan ini telah dikonfirmasi oleh media pemerintah Iran dan dinilai sebagai langkah signifikan untuk menurunkan eskalasi regional.

Perkembangan geopolitik yang terjadi tidak hanya menguji ketahanan hubungan internasional, tetapi juga berpotensi mengubah struktur hubungan trans-Atlantik secara mendalam. Dengan kepemimpinan Washington yang dinilai sulit diprediksi, masyarakat global kini menanti apakah Amerika Serikat akan memilih jalur diplomasi atau konfrontasi dalam waktu dekat.