Pedagang Kecil Menjerit: Dagangan Tak Laku Meski Jualan Sampai Tengah Malam

Patrol, Indramayu, 05 Juni 2025 – Kalian ngerasa gak sih, akhir-akhir ini makin banyak pedagang kecil yang mengeluh dagangannya sulit laku? Keluhan ini bukan lagi isapan jempol. Suara-suara itu kini semakin terdengar nyata di lapangan, seperti yang dialami oleh Roni, penjual bakso ikan keliling yang setiap hari berjualan di wilayah Patrol, Kabupaten Indramayu.

Pedagang kaki lima berjualan malam hari di Patrol, Indramayu
Seorang pedagang kecil menjajakan dagangannya, berharap dagangannya habis meski hari telah larut.

Roni yang biasa berangkat jam 7 pagi dan pulang jam 7 malam dengan dagangan habis, kini mengeluh dagangannya sering tersisa banyak meski ia berjualan hingga pukul 12 malam.

“Kalau habis semua bisa nyampe Rp100 ribu. Tapi beberapa bulan ini, paling-paling cuma habis separonya, padahal jualannya sampai tengah malam,” keluh Roni dengan nada lelah.

Kisah serupa juga dialami oleh seorang bapak penjual cilok keliling dari Cirebon. Setiap hari, ia mengayuh sepeda sejauh belasan kilometer ke Desa Lajer hingga ke Bondan. Meski dagangannya enak dan dikenal warga, kini ia harus pulang malam dengan sisa cilok yang masih banyak.

“Saya kasihan banget. Bapaknya cerita, sekarang tiap hari pulang jam 12 malam tapi ciloknya masih banyak. Padahal dulu cepat habis. Ya Allah, pantang menyerah sekali bapak ini,” ucap seorang pembeli yang rutin membeli cilok darinya.

Yang jelas, bukan musim hujan yang membuat jalanan sepi atau pembeli enggan keluar rumah. Cuaca sedang baik, bahkan cenderung panas. Maka penyebab utama sepinya dagangan ini diduga kuat berasal dari masalah ekonomi yang semakin berat.


Penyebab Utama: PHK, Ekonomi Melemah, dan Inflasi

1. Banyaknya PHK di Berbagai Sektor

Sejak awal tahun, berbagai perusahaan, mulai dari industri garmen, manufaktur, hingga teknologi, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Ribuan orang kehilangan mata pencaharian, yang berdampak langsung pada menurunnya daya beli masyarakat kecil.

2. Ekonomi Indonesia yang Melemah

Pertumbuhan ekonomi nasional memang masih ada, tapi tidak cukup kuat menahan tekanan global. Harga barang terus naik, sementara pendapatan tetap atau bahkan menurun.

3. Inflasi yang Tinggi

Kenaikan harga kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, gas elpiji, dan telur berdampak besar pada perilaku konsumsi masyarakat. Inflasi yang terus terjadi membuat uang Rp10 ribu tidak cukup untuk makan kenyang.


Suara dan Harapan dari Pinggir Jalan

Meski terus dihantam kesulitan, semangat para pedagang seperti Roni atau bapak penjual cilok tak pernah padam. Mereka tetap keluar setiap hari, menyusuri jalanan dan perkampungan, meski hasil tak sebanding dengan tenaga yang dikeluarkan.

Mereka adalah simbol kegigihan, dan sekaligus menjadi alarm sosial bagi kita semua—bahwa kondisi ekonomi negeri ini sedang tidak baik-baik saja.


Solusi yang Harus Didorong:

  • Bantuan langsung dan pembinaan untuk UMKM ultra mikro seperti pedagang keliling.

  • Pelatihan berjualan digital agar mereka bisa menjangkau pasar baru.

  • Subsidi bahan pokok untuk pelaku usaha kecil.

  • Gerakan beli produk lokal dan bantu pedagang kecil oleh masyarakat luas.


Kesimpulan

Bukan hujan yang menjadi alasan dagangan sulit laku. Cuaca panas bukan masalah. Tapi tekanan ekonomi, PHK, dan inflasi telah menghantam tulang punggung ekonomi rakyat: pedagang kecil. Sudah saatnya pemerintah dan masyarakat bergerak bersama, bukan hanya sekadar prihatin, tapi memberikan tindakan nyata.


Penulis: Amsor

Sumber: Wawancara lapangan & pengamatan sosial

Media: Amsor TV