Scrolling TikTok berjam-jam mungkin terdengar sepele. Tapi tahukah kamu, kebiasaan ini bisa membawa dampak serius bagi kesehatan mental, cara berpikir, bahkan kehidupan sosialmu?

stop-scrolling-tiktok-dampak-buruk-untuk-otak
Ilustrasi, efek kecanduan tiktok 


Di era digital ini, TikTok menjadi salah satu media sosial yang paling populer. Tapi di balik kontennya yang menghibur dan adiktif, ternyata ada sejumlah efek buruk scrolling TikTok yang harus kamu waspadai.

Artikel ini akan mengulas 5 dampak negatif scrolling TikTok terlalu lama dan bagaimana cara mengatasinya. Yuk, baca sampai habis!


1. Terjebak Ilusi Kebenaran: Tertular Informasi yang Salah

Di TikTok, komentar bodoh dan tidak logis bukan lagi hal aneh. Bahkan, tidak sedikit netizen yang membenarkan tindakan salah, hanya karena sering melihatnya di konten-konten viral.

Fenomena ini disebut “Illusory Truth Effect”, yaitu kecenderungan otak untuk menganggap sesuatu itu benar hanya karena sering diulang.

Semakin sering kamu melihat komentar ngawur, semakin besar kemungkinan kamu ikut mempercayainya.

Tanpa disadari, kamu bisa tertular kebodohan digital. Maka dari itu, penting untuk tetap berpikir kritis dan tidak menelan mentah-mentah konten yang kamu lihat di FYP.


2. Munculnya Standar Hidup yang Tidak Masuk Akal

Pernah lihat konten TikTok yang menganggap pria mapan hanya karena gaya mengetik chat-nya rapi dan pakai emoji? Atau wanita idaman yang harus punya tone kulit tertentu?

Ini contoh nyata bagaimana TikTok menciptakan standar yang absurd dan tidak berdasarkan logika sehat.

Sayangnya, standar seperti ini cepat menyebar karena kurangnya budaya berpikir kritis. Jika dibiarkan, kamu bisa ikut terjebak dalam pola pikir yang salah dan merasa hidupmu kurang, hanya karena tidak sesuai “standar TikTok”.


3. Merusak Hubungan Sosial & Romantis

Standar tidak realistis di TikTok tidak hanya memengaruhi pola pikir, tapi juga mengganggu hubungan di dunia nyata.

Contohnya, banyak pria dicap “pelit” hanya karena mengajak split bill saat kencan. Bahkan ada kisah viral seorang suami diceraikan karena tidak memenuhi ekspektasi yang “dibentuk” oleh konten TikTok.

Konten seperti ini sangat mudah viral, tapi sering kali menciptakan ekspektasi yang tidak manusiawi. Hasilnya? Hubungan bisa rusak hanya karena pengaruh media sosial.


Baca juga:
šŸ‘‰ Prostitusi terselubung di balik Live Tiktok

4. Menurunnya Rasa Syukur & Kebahagiaan

Sebelum TikTok populer, mungkin kamu lebih mudah merasa bahagia. Tapi sekarang, setelah melihat orang lain punya rumah mewah, liburan ke luar negeri, dan gaya hidup glamor, kamu mulai bertanya:

“Kok hidup gue gak kayak mereka?”

Inilah bahaya over-exposure terhadap konten gaya hidup, yang membuatmu lupa bersyukur. Sedikit demi sedikit, kebahagiaanmu digantikan oleh rasa iri dan kecemasan yang terus tumbuh.


5. Attention Span Rusak, Otak Sulit Fokus

TikTok membuat kita terbiasa dengan informasi singkat dan cepat. Akibatnya, otak jadi kesulitan untuk fokus dalam jangka waktu lama.

Kerusakan attention span ini sangat berbahaya, terutama bagi pelajar dan remaja. Jika dibiarkan, dampaknya bisa terasa hingga ke dunia kerja dan pendidikan, karena kemampuan belajar dan produktivitas menurun drastis.


Lalu, Apa Solusinya?

Tenang, kamu masih bisa membalik keadaan. Berikut beberapa tips sederhana untuk mengurangi efek buruk scrolling TikTok:

  1. Batasi waktu penggunaan TikTok, misalnya maksimal 30 menit per hari.
  2. Ganti kebiasaan scrolling dengan aktivitas bermanfaat, seperti membaca buku, dengar podcast, atau belajar skill baru.
  3. Latih fokus otakmu kembali dengan konten panjang dan bermakna.
  4. Filter konten yang kamu konsumsi dengan lebih bijak. Gunakan fitur “not interested” atau “mute” untuk menyaring konten yang tidak sehat.


Kesimpulan

Scrolling TikTok mungkin terlihat seperti kegiatan santai. Tapi jika dilakukan tanpa kontrol, efeknya bisa sangat serius: mulai dari rusaknya pola pikir, standar hidup yang aneh, hubungan yang renggang, hingga kebahagiaan yang perlahan menghilang.

Kini saatnya kamu lebih sadar dan bijak dalam menggunakan media sosial. TikTok boleh dinikmati, tapi jangan sampai hidupmu dikendalikan oleh algoritmanya.