
Jakarta, 20 Juni 2025
Perbatasan panjang antara Turki dan Iran bukan sekadar garis pemisah geografis. Wilayah ini merupakan salah satu perbatasan tertua di Timur Tengah yang tetap tak berubah sejak tahun 1639 — warisan dari Perjanjian Qasr-e Shirin (Castroin) yang mengakhiri perang antara Kekaisaran Ottoman dan Dinasti Safawi. Dari titik inilah benih-benih persaingan yang membentuk dinamika hubungan geopolitik modern kedua negara mulai tumbuh.
Hubungan yang Kompleks: Tidak Berteman, Tidak Bermusuhan
Sejak berdirinya Republik Turki modern pada tahun 1923 hingga terjadinya Revolusi Islam Iran pada 1979, hubungan antara Ankara dan Teheran cenderung berhati-hati namun stabil. Dua pemimpin utama pada masa itu — Mustafa Kemal Atatürk dari Turki dan Shah Mohammad Reza Pahlavi dari Iran — memiliki kesamaan visi dalam hal reformasi sekuler dan penolakan terhadap dominasi asing.
Saling melengkapi menjadi ciri khas hubungan mereka: ketika satu pihak kekurangan sesuatu, pihak lain siap mengisi. Turki, misalnya, mengimpor gas dari Iran. Di sisi lain, Iran yang terkena sanksi internasional mengalami kesulitan dalam memproduksi listrik dan mengandalkan ekspor energi dari Turki. Ketergantungan timbal balik inilah yang membentuk dasar kerja sama strategis mereka — meski tetap dibalut dengan ketegangan yang dikelola secara pragmatis.
Revolusi, Kudeta, dan Kecurigaan
Namun, peta politik berubah drastis pasca Revolusi Islam Iran tahun 1979. Iran yang kini menjadi negara teokratis dipandang Turki sekuler sebagai ancaman ideologis. Ketegangan kian meningkat setelah kudeta militer Turki tahun 1980, di mana Iran mulai memberikan dukungan kepada kelompok-kelompok Islam Sunni yang menentang pemerintahan Turki.
Saat perang Iran-Irak berlangsung sepanjang dekade 1980-an, Turki memilih untuk tetap netral. Meski demikian, dampak konflik tetap terasa dan memperumit hubungan bilateral.
Saingan di Suriah, Bekerja Sama di Astana
Hubungan Turki dan Iran cenderung lebih sering bersifat kompetitif ketimbang kolaboratif. Suriah menjadi medan nyata dari persaingan ini: Turki mendukung kelompok oposisi, sementara Iran secara tegas berada di pihak rezim Bashar al-Assad. Bagi keduanya, keuntungan satu pihak selalu dianggap sebagai kerugian pihak lain.
Baca Juga:
Meski bersaing, mereka tetap menghindari konfrontasi langsung demi menjaga kekuatan dan posisi strategis di kawasan. Bahkan, Turki dan Iran sempat terlibat bersama dalam Proses Perdamaian Astana yang juga didukung oleh Rusia — sebuah forum diplomatik untuk masa depan Suriah.
Namun, tahun 2024 menjadi titik balik. Ketika Turki memperluas peran militernya di Suriah, Pemimpin Tertinggi Iran menuduh Ankara melakukan pendudukan. Hal ini menandai ketegangan baru dalam kerja sama mereka di Astana.
Perdagangan, Pariwisata, dan Realitas Sosial
Di tengah ketegangan politik, hubungan sosial dan ekonomi antara kedua negara tetap berjalan aktif. Tercatat lebih dari 25 juta etnis Turki tinggal di Iran, sementara lebih dari 3 juta wisatawan Iran mengunjungi Turki dalam satu tahun terakhir. Meskipun nilai perdagangan bilateral menurun menjadi $6 miliar, jauh dari puncaknya di tahun 2016, jalur komunikasi tetap terbuka.
Ketegangan juga merambah ke opini publik dan media. Media Iran menuding Presiden Recep Tayyip Erdoğan bersikap munafik karena vokal membela Palestina namun tetap menjalin hubungan dagang dengan Israel. Tuduhan ini muncul setelah serangan Israel di Gaza, yang makin memperkeruh suasana regional.
Di Tengah Krisis Regional: Posisi Turki Pasca Serangan Israel
Serangan langsung Israel terhadap Iran menjadi ujian serius bagi diplomasi Turki. Ankara menyuarakan pembelaan terhadap hak-hak Iran dan mendorong de-eskalasi konflik, namun di saat yang sama bersiap secara militer dan diplomatik untuk mengantisipasi kemungkinan memburuknya situasi.
Inilah potret hubungan yang dilembagakan dan kompleks antara dua kekuatan regional utama. Mereka saling tergantung namun tetap curiga. Di tengah gejolak Timur Tengah yang terus berubah, Turki dan Iran tetap memainkan peran kunci — berjalan di garis tipis antara kerja sama dan konfrontasi, antara kepentingan bersama dan persaingan ideologis yang tak kunjung reda.
تعليقات
إرسال تعليق